Market Update 27 Mei 2020


Di posting pada: 27-05-2020 17:38:27 oleh Muhammad Faiz Syawaludin
Berita

Indikasi kurs pembukaan global:

 
AUD/USD : 0,6653 – 0,6558
EUR/USD : 1,0982 – 1,0987
GBP/USD : 1,2334 – 1,2339
USD/JPY : 107,54 – 107,59
USD/SGD : 1,4162 – 1,4167
Gold : 1,710.61
Oil : 34,14

Bursa saham Wall Street pada perdagangan Selasa (26/05) ditutup menguat : Indeks Dow Jones naik +529.95 poin (+2.17%) ke level 24,995.11, Indeks S&P 500 +36.32 poin (+1.23%) ke level 2,991.77 dan indeks Nasdaq +15.63 poin (+0.17%) ke level 9,340.22.

Pada perdagangan hari Selasa (26/05), US Tresuri tenor 10 tahun ditutup cenderung melemah dengan kenaikan yield sebesar +3.8 bps ke level 0.68%. Indeks dollar AS pada Selasa (26/05) ditutup melemah cukup signifikan di level 98.908. USD cenderung tertekan setelah hubungan AS-China kembali bergejolak setelah AS melakukan Black list terhadap 33 perusahaan China. Pelemahan yang cukup signifikan terjadi di Eropa setelah kondisi corona di Eropa terus membaik, termasuk Inggris, sehingga USS terus tertekan EUR maupun GBP. Pelemahan USD berlanjut setelah AS mengancam akan memberikan sanksi kepada China terkait hukum baru yang akan diberlakukan kepada Hong Kong, hal ini dianggap akan menekan Hak dan kebebasan warga Hong Kong. Pergerakan USD cenderung sideways di pasar Amerika setelah sebelumnya melemah akibat rilis data Chicago Fed Nat Activity Index yang menurun cukup signifikan -16.74 (vs prior -4.97%, vs exp -3.50%) dan FHFA House Price Index MoM melambat di bawah ekspektasi di level 0.1% (vs prior 0.8%, vs exp 0.5%). Namun New Home Sales diluar ekspektasi justru membaik di level 623K (vs prior 619K, vs exp 480K) sehingga pelemahan dollar cenderung terbatas. Rilis data conference boarad consumer confidence membaik namun masih dibawah ekspektasi di level 87.0% (vs prior 85.7, vs exp 87.0), USD bahkan sempat rebound di akhir perdagangan namun sangat terbatas setelah rilis data Dallas Fed Manufacturing Index yang meskipun masih negative namun membaik dan diatas ekspektasi di level -49.2 (vs prior -73.7, vs exp -61.0).

Indeks USD terhadap mata uang global hari ini dibuka cenderung menguat di level 99.016 berbalik menguat setelah secara teknikal kemarin mengalami over sold terhadap GBP, selain itu rilis data yang cenderung membaik juga mendorong USD menguat. USD berpotensi bergerak menguat namun terbatas hari ini setelah hubungan AS-China berpotensi kembali memanas setelah AS berencana campur tangan terhadap hubungan China - Hong Kong. Minimnya rilis data ekonomi hari ini juga berpotensi membuat pergerakan USD terbatas. Potensi penguatan USD selain di dorong oleh rilis data ekonomi yang membaik namun juga dipengaruhi oleh adanya harapan penemuan obat corona oleh perusahaan AS. Selain itu Inggris juga kembali melaporkan jumlah kasus baru corona di atas 4000 kasus kemarin yang membuat GBP berpotensi tertekan hari ini.

Kurs USD/IDR pada Selasa (26/05) ditutup menguat +45 di level 14,755.

IHSG pada Selasa (26/05) ditutup menguat +80.85 (+1.78%) ke level 4,626.80.

Pergerakan Surat Berharga Negara (SBN) seri benchmark berdenominasi Rupiah pada perdagangan Selasa (26/05) ditutup menguat cukup signifikan, yield seri Benchmark 5 tahun turun -13.87 bps di level 6.7800%, 10 tahun -9.73 bps ke level 7.4023%, 15 tahun -7.55 bps ke level 7.7713% dan 20 tahun -3.87 bps ke level 7.8207%. Sementara itu, SBN berdenominasi USD tenor 10 tahun ditutup cenderung melemah dengan yield naik +0.61 bps ke level 2.5559%. SBN sempat dibuka melemah setelah memburuknya kondisi hubungan AS-China, namun masih baiknya kondisi dalam negeri terlebih rilis CAD Rabu pekan lalu yang cukup psoitif berpotensi membuat SBN berbalik menguat bahkan ditutup menguat cukup signifikan untuk tenor jangka pendek. Hari ini SBN akan rawan aksi taking profit sehingga berpotensi melemah mengingat penguatan yang cukup signifikan kemarin, selain itu perkembangan hubungan AS-China yang cenderung memanas setelah AS akan campur tangan terhadap hubungan China dan Hong Kong berpotensi menurunkan selera risiko pasar. Namun pelemahan SBN akan cenderung terbatas atau bahkan menguat untuk tenor pendek mengingat kondisi corona dalam negeri yang sudah kembali stabil pasca lonjakan akhir pekan lalu.

Dari pasar domestik, pergerakan USD/IDR pada hari Selasa (26/05) ditutup menguat +45 poin di level 14,755. Rupiah dibuka menguat di level 14700 didorong oleh rilsi data CAD pekan lalu yang menunjukan perbaikan yang cukup signifikan, namun pergerkaan rupiah justru berbalik setelah adanya keputusan sepihak AS untuk memlakukan black list terhadap 33 perusahaan China dan respon China yang menyayangkan hal tersebut. Pelemahan Rupiah masih cenderung terbatas mengingat China belum memberikan ancaman balasan terkait hal tersebut. Rupiah juga sempat tertekan setelah kasus corona dalam negeri sempat melonjak akhir pekan lalu. Pelemahan rupiah masih sangat terbatas menyusul penguatan pasar SBN yang mengindikasikan adanya capital inflow.

Rupiah pagi ini (27/05) dibuka pada level 14,740, cenderung sedikit menguat setelah kasus corona dalam negeri kembali stabil dengan hanya penambahan 415 kasus baru seetlah lonjakan akhir pekan lalu. Hari ini Rupiah berpotensi sideways cenderung menguat dalam rentang 14.680 - 14.800 (S1: 14.700, R1: 14.775, S2: 14.680., R2: 14.800). Membaiknya kasus corona di dalam negeri membuat Rupiah berpotensi menguat selain itu adanya harapa ditemukannya obat untuk corona juga membuat selera risiko pasar membaik. Minimnya sentiment dalam negeri akan membuat penguatan Rupiah tertahan. Bahkan Rupiah berpotensi berbalik tertekan setelah hubungan AS – China kembali memenas setelah AS berencana akan memberikan sanksi kepada China terkait hukum baru yang akan diberlakukan kepada Hong Kong, hal ini dianggap AS akan menekan Hak dan kebebasan warga Hong Kong.

Terima kasih & sukses untuk bisnis Anda hari ini.
(Disclaimer: BNI Morning Update merupakan informasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk trading, BNI tidak bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat oleh investor/nasabah)