Indikasi kurs pembukaan global:
AUD/USD : 0,6471 – 0,6476
EUR/USD : 1,0848 – 1,0853
GBP/USD : 1,2260 – 1,2265
USD/JPY : 107,14 – 107,19
USD/SGD : 1,4171 – 1,4176
Gold : 1,702.56
Oil : 25,30
Bursa saham Wall Street pada perdagangan Selasa (12/05) ditutup menguat : Indeks Dow Jones turun -457.21 poin (-1.89%) ke level 23,764.78, Indeks S&P 500 -60.20 poin (-2.05%) ke level 2,870.12 dan indeks Nasdaq -189.79 poin (-2.06%) ke level 9,002.55.
Pada perdagangan hari Selasa (12/05), US Tresuri tenor 10 tahun seri baru ditutup menguat dengan penurunan yield sebesar -3.3 bps ke level 0.678%. Indeks dollar AS pada Selasa (12/05) ditutup melemah di level 99.933. USD dibuka cenderung menguat dengan cukup signifikan menyusul masih fluktuatifnya kasus di Spanyol dan Inggris. Selain itu pelonggaran lock down masih mendapat banyak hambatan sehingga demand terhadap safe haven meningkat dan mendorong USD menguat. Namun USD cenderung tertekan sepanjang perdagangan setelah di Asia kondisi perkembangan corona cukup positif dan USD cenderung tertekan oleh safe haven lain seperti Yen. USD bergerak sidewas di pasar Eropa ditengah minimnya rilis data ekonomi penting dari Eropa kemarin. USD tertekan cukup signifikan setelah rilis data CPI AS di bawah ekspektasi dimana secara MoM inflasi AS mengalami deflasi sebesar -0.8% (vs prior -0.4%, vs exp -0.8%) dan secara YoY melambat di level 0.3% (vs prior 0.4%, vs exp 0.4%) dan core CPI MoM deflasi -0.4% (vs prior -0.1%, vs exp -0.2%) secara YoY menurun tajam di level 1.7% (vs prior 2.1%, vs exp 1.4%). Saran dari Anthony Fauci semalam terkait pembukaan lock down yang terburu-buru berpotensi menghambat proses recovery membuat pergerakan USD cenderung membaik di akhir perdagangan.
Indeks USD terhadap mata uang global hari ini dibuka membaik di level 100.002 namun berbalik menurun dan bergerak sideways di dekat level penutupan sebelumnya setelah corona di AS kembali mencatatkan angka kasus baru yang tinggi sebanyak 21,505 kasus. Namun USD masih cenderung menguat setelah mayoritas kasus di Eropa kembali fluktuatif terutama di Inggris yang kembali mencatatkan kasus baru sebesar 3,409. USD berpotensi menguat diperdagangan hari ini. USD berpotensi sideways di pasar Asia ditengah berimbangnya sentimen yang ada di pasar finansial hari ini. USD berpotensi menguat cukup signifikan di pasar Eropa setelah rilis Industrial Production Inggris MoM diprediksi menurun hingga -5.6% (vs prior 0.1%) dan secara YoY -9.1% (vs prior -2.8%), dari sisi Manufacturing Production MoM diprediksi di level -6.0% (vs prior 0.5%). Namun pelemahan GBP mungkin terbatas ditengah diprediksi membaiknya trade balance Inggris. Namun GBP berpotensi kembali melemah lebih dalam ditengah ekspektasi rilis GDP Inggris yang secara QoQ di prediksi tumbuh negatif -2.6% (vs prior 0.0%) dan secara YoY negatif di level -2.2% (vs prior 1.1%). Namun penguatan USD berpotensi tertahan setelah dari dalam US PPI final demand dari AS diprediksi juga semakin dalam di level -0.5% (vs prior -0.2%) secara MoM dan di level -0.4% (vs prior 0.7%) secara YoY, Core PPI di level -0.1% (vs prior 0.2%) secara MoM dan di level 0.8% (vs prior 1.4%) secara YoY.
Kurs USD/IDR pada Selasa (12/05) ditutup menguat terbatas sebesar +10 di level 14,905.
IHSG pada Selasa (12/05) ditutup melemah -50.37 (-1.09%) ke level 4,588.73.
Pergerakan Surat Berharga Negara (SBN) seri benchmark berdenominasi Rupiah pada perdagangan Selasa (12/05) ditutup menguat, yield seri Benchmark 5 tahun turun -8.55 bps di level 7.3655%, 10 tahun -9.57 bps ke level 7.9521%, 15 tahun -0.48 bps ke level 8.2042% dan 20 tahun naik +2.63 bps ke level 8.2405%. Sementara itu, SBN berdenominasi USD tenor 10 tahun cenderung menguat dengan yield turun -0.86 bps ke level 3.0410%. SBN menguat cukup signifikan meskipun kondisi pasar finansial cenderung bergejolak, SBN menguat terdorong hasil lelang SBN kemarin yang mendapatkan IDR70T penawaran yang masuk dan 20T yang dimenangkan. Hari ini SBN berpotensi terus menguat pasca hasil lelang kemarin.
Dari pasar domestik, pergerakan USD/IDR pada hari Selasa (12/05) ditutup menguat terbatas +10 poin di level 14,905. Rupiah di buka cenderung sedikit melemah akibat fluktuatifnya kondisi corona secara global terutama di Eropa dan Inggris. Rupiah juga sedikit tertekan oleh rencana pelonggaran lock down yang berpotensi terhambat oleh kekhawatiran adanya second wave dari penyebaran corona. Pelemahan Rupiah cenderung tertahan oleh kondisi corona di Indonesia yang cukup baik kemarin setelah kasus baru cenderung menurun setelah adanya revisi akhir pekan lalu, bahkan pasien sembuh sudah lebih dari 20% dan angka kematian nturun dibawah 7%. Rupiah ditutup sangat terbatas setelah lelang SBN kemarin cukup baik dengan jumlah penawaran masuk mencapai 70T dan dimenangkan 20T.
Rupiah pagi ini (13/05) dibuka pada level 14,880, cenderung menguat setelah rilis data CPI AS dibawah ekspetasi. Hari ini Rupiah berpotensi sideways cenderung menguat dalam rentang 14.800 - 14.975 (S1: 14.825, R1: 14.900, S2: 14.800, R2: 14.975). Rupiah akan menguat setelah semalam rilis data CPI AS di bawah ekspektasi dimana secara MoM inflasi AS mengalami deflasi sebesar -0.8% (vs prior -0.4%, vs exp -0.8%) dan secara YoY melambat di level 0.3% (vs prior 0.4%, vs exp 0.4%) dan core CPI MoM deflasi -0.4% (vs prior -0.1%, vs exp -0.2%) secara YoY menurun tajam di level 1.7% (vs prior 2.1%, vs exp 1.4%). Selain itu kondisi lelang kemarin dari SBN juga berpotensi memancing capital inflow dan mendorong rupiah menguat hari ini. Kembali fluktuatifnya kondisi corona secara global, bahkan di Seoul dan Wuhan kembali ada kasus baru, akan membuat selera risiko pasar menurun sehingga penguatan Rupiah akan berpotensi terbatas.
Terima kasih & sukses untuk bisnis Anda hari ini.
(Disclaimer: BNI Morning Update merupakan informasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk trading, BNI tidak bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat oleh investor/nasabah)